Sabtu, 10 Desember 2011

Dana PPIP APBN Sebesar Rp. 250 Juta Dipotong Pokmas Rp. 5 Juta

Banyuwangi-OPSI
Beberapa warga dusun Ngadimulyo, desa Bulurejo, Kec. Purwoharjo Banyuwa ngi geger dengan adanya proyek jalan PPIP Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan yang kini sedang gencar gencar nya dilaksanakan pembangunannya ternya ta proyek tersebut dinilai masyarakat amburadul karena menurut warga proyek tersebut kurang pas dan kurang layak untuk pengerjaannya yang dijadwalkan memakan waktu kurang lebih 90 hari atau 3 bulan.

Proyek PPIP yang anggarannya di kucurkan dari APBN Pusat yang jumlahnya kurang lebih Rp. 245 juta itu untuk fisik pengerasan jalan sepanjang kurang lebih 2.425 m dan lebarnya 3 meter. Dan pelaksa naanya seharusnya sudah terselesaikan, ke nyataanya sampai hari ini masih terselesai kan kurang lebih 60 %. Dan pengerjaanya yang jelas swakelola dengan swadaya ma syarakat tenaga kerja perhari bagi pemecah batu dikasih upah kurang lebih Rp 50 ribu.

Belum lagi anggaran tersebut telah dipo tong digunakan untuk operasional kurang lebih Rp 5 juta, itupun digunakan unutk pe ngurus dan para pelaksana yang menger jakan proyek PPIP. Juga proyek ini dipra karsai oleh OMS (Organisasi Masyarakat Setempat) yang dketuai oleh Mulyanto dengan sekretaris Rini, bendahara iin Nurja enah, kelompok tersebut yang dipercayai mengelola PPIP bahkan pengawas lapangan yang dipercayakan oleh kepala dusun yang bernama Suradi dialah pengawas proyek PPIP yang berada di dusun tersebut. Sa yangnya kepala dusun buta tentang proyek tidak tahu menahu apa yang terjadi di ma syarakat hingga timbul gejolak di masya rakat yang anggarannya besar hasilnya acak acakkan.

Juga Tito selaku tim pelaksana teknik proyek di lapangan, orangnya sangat egois dia hanya mengandalkan semua itu diatur oleh pihak kabupaten terutama RABnya yang katanya dipegang langsung oleh PU Banyuwangi. Dia yang jelas kurang teliti dalam menyikapi tatanan batu underlock yang seharusnya ditata miring ternyata disitu banyak yang tengkurap seperti kura kura dan batu tepi kancing tidak di tanam alias di biarkan berserakan sepanjang proyek tersebut. Belum lagi yang seharus nya underlock sebelum diurug tanah seharusnya memakai batu pecahan yang berukuran 57 dan setelah itu diurug diatas nya disitu hanya ditutup oleh tanah urug dan diselender.

Saat Wartawan Opsi konfirmasi ke kan tor Dinas Pekerjaan Umum Banyuwangi yang ditemuilangsung Satker PU Abd. Cho lik.ST menerangkan bahwa pemasanagan batu gunung dan batu kancing ada speknya dan ada juklisnya, seharusnya pemecahan batu gunung ukuran 15 atau 20 cm. peme cahan batu untuk pasangan ukuran 10 atau 15 cm. serta batu kancing ukurannya 57 dan ditambah pasir urug yang terakhir urukan sirtu(pasir). Tetapi Abd. Cholik ST mengatakan kalau memang tidak ada batu kancing dengan ukuran 57 bisa diganti batu gunung yang sudah dibelah untuk batu kancingan.

Ternyata dilapangan proyek PPIP yang berada di dusun Gempol Dampit, Desa Kedungwungu juga mengalami hal yang sama dengan proyek PPIP  yang berada di Desa Bulurejo yaitu tidak diberi batu kan cing ukuran 57. Alasan bendahara PPIP Desa Kedungwungu yang bernama Mes man mengatakan itu merupakan perintah fasilitator proyek PPIP Kab. Banyuwangi yang bernama Endrik dan rekannya mas, karena yang dipakai ngancing dari batu pe cahan batu gunung. Tutur Misman ben dahara PPIP Kedungwungu.

Seandainya ada curah hujan yang lebat jelas proyek pengerasan jalan tersebut ke mungkinan besar tanah urug yang labil bisa terseret air hujan, dan akhirnya batu yang mestinya tertutup Sirtu akhirnya kelihatan tajam tajam dan menyulitkan pengendara yang melintas. Permaslahan ini kurang diperhitungka oleh Tim Teknik Tito yang mengaku handal tetapi tetang dunia proyek yang jelas belum mumpuni alias belum jelas. Mungkin kurang membidangi tentang pengerasan jalan yang dilaksnakan di dusun Ngadimulyo.

Saat Koran Opsi  menemui kepala du sun Ngadimulyo Suradi di area proyek pihaknya menjelaskan yang jelas saya sehari harimemang disuruh mengawasi proyek pengerasan jalan dan dipercayakan oleh ma syarakat setempat. Apabila di proyek tersebut ada kesalahan fisik yang jelas saya buta proyek dan yang tau persis seharusnya para pengurus dan tim teknik saudara Tito saya sehari hari hanya bisa mengerahkan tenaga atau pekerja untuk proyek tersebut dan dikerjakan oleh warga Ngadimulyo. Setahu saya permaslahan ini sudah benar apabila ada kesalahan saya bisa memaklum karena saya tidak tahu tentang fisik proyek.

Ketika Koran Opsi konfirmasi ke Tim Teknik Pelaksana PPIP pihak Tito saat dikonfirmasi melalui ponselnya pihaknya saat ini sedang mengawasi proyek PNPM di dusun Cabean saat di hubungi pihaknya menjelaskan yang jelas proyek tersebut tidak ada permasalahan apa apa . apabila ada beberapa warga kurang puas nanti akan saya kumpulkan. Dan proyek tersbut akan saya pending bahkan tim dari Provinsi ka pan hari sudah meninjau bersama sama de ngan Tim Kabupaten yang dihadiri oleh pejabat teras, dan proyek ini tidak ada ma salah serta lenggang lenggang saja. Tutur Tito dengan Sombongnya.

Kususnya di Banyuwangi Selatan yang mendapat bantuan dana PPIP kususnya desa Tegaldlimo kecamatan Tegaldlimo, desa Kedungwungu Kecamatan Tegaldli mo, desa Wringinpitu kecamatan Tegaldli mo, desa Karetan Kecamatan Purwoharjo, desa Bulurejo Kecamatan Purwoharjo, desa Glagahagung Kecamatan Purwoharjo. desa Sukorejo Kecamatan Bangorejo, desa Sam birejo kecamatan Bangorejo, desa Temu rejo kecamatan Bangorejo, desa Barurejo kecamatan Siliragung. Dari kesemua desa ini yang mendapat dana PPIP dari anggaran APBN telah memotong Rp 5.000.000 sesuai yang tertulis di papan nama proyek PPIP. Dan semua ini proyek PPIP yang memakai batu kancingan hanya 60% pan tauan dari wartawan Opsi di lapangan. Setelah ramai ramai diberitakan oleh Koran, akhirnya kepala desa bulurejo mengundang masyarakat untuk berkumpul dib alai dusun Ngadimulyo menanyakan tentang yang telah diberitakan olah warta wan dan akhirnya kepala desa BUlurejo  mengatakan kalau memang ada kesalahan pengerjaan proyek PPIP akan dibenahi ber sama sama dengan Pokmas dan masya rakat.u Mbah Din.

0 komentar:

Posting Komentar