Kamis, 06 Oktober 2011

SMP Raden Wijaya Diduga Fiktif dan Menjadi Sarang Korupsi, LSM Mendesak Penegak Hukum Segera Mengusut Tuntas

Mojokerto-OPSI
Keberadaan sekolah swasta selama ini merupakan sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam mendukung dan mem bantu pemerintah dalam men sukseskan program pendidikan. Namun, lain halnya dengan ke beradaan sekolah swasta SMP Raden Wijaya yang beralamat di Desa Kedungsari Kecamatan Ke mlagi Kabupaten Mojokerto yang di duga fiktif sangat rawan menjadi sarang korupsi oleh pihak-pihak tertentu. Hal itu sangat di sayangkan oleh Khusnul Ali anggota LSM. Masyarakat  Pemerhati Pelaku Korupsi Kolusi dan Nepotisme (MPPK2N) Kabupaten Mojokerto.

Berdasarkan hasil pemantauan Khusnul Ali dan OPSI di lapangan bahwa, nama SMP Raden Wijaya menjadi buah bibir bagi masyarakat Desa Kedungsari karena ke beradaannya sangat di ragukan. Menurut hasil informasi yang di dapatkan bahwa, kegiatan belajar mengajarnya dan sekaligus alamat SMP Raden Wijaya itu berada di ling kungan SDN Kedungsari. Namun, bebe rapa kali melihat secara langsung di lokasi lingkungan SDN Kedungsari tidak satu pun terlihat siswa usia SMP melakukan kegiatan belajar di sekolah tersebut. “Hal itu menun jukkan bahwa, SMP Raden Wijaya di duga Fiktif dan menjadi sarang korupsi oleh ok num tertentu.”katanya.

Atas adanya temuan itu pihaknya mende sak, agar penegak hukum yang ada di Mojo kerto segera melakukan pelidikan kalau perlu hingga proses penyidikan. Dengan tujuan bisa menguak siapa aktor di balik kegiatan yang di duga fiktif itu. Apa lagi, menurut informasi yang ada selama ini ban tuan sarana pendidikan berupa fasilitas pen didikan  Biaya Oprasional Sekolah (BOS)  dan fasilitas lainya tetap mengalir pada SMP Raden Wijaya tersebut. Yang lebih heran la gi, pihak pejabat Dinas pendidikan setempat terkesan membiarkan keberadaan sekolah tersebut. Berdasarkan beberapa tokoh ma syarakat menyatakan pihaknya sangat heran setiap tahun tersebut bisa menyelengga rakan Ujian Nasional (Unas) pada hal sela ma ini tidak terlihat adanya kegiatan belajar mengajar di SMP Raden Wijaya. “Ini sangat mungkin pihak sekolah menggunakan data siswa fiktif juga.”kata Khusnul Ali.

Beberapa Minggu ini pihaknya akan ber koordinasi dengan pihak-pihak terkait de ngan adanya informasi SMP tersebut, sa ngat jelas mencoreng dunia pendidikan dan sangat mungkin banyak merugikan uang negara. Dalam struktur dalam SMP Raden Wijaya tidak jelas siapa kepala sekolahnya. Ada yang mengatakan Kaseknya itu H. Mu hammad mantan pegawai Diknas dan Su miati salah guru SMK Negeri Kemlagi. “Ini menunjukkan adanya indikasi jaringan yang sudah terorganisir.”tandasnya.

Sumiati, SPd selaku Kepala Sekolah ke tika di konfirmasi menyatakan bahwa, SMP Raden Wijaya masih ada, namun proses belajar mengajarnya di Ponpes Darul Ulum Desa Watesprojo Kecamatan Kemlagi tidak di SDN Kedungsari. Dan sekaligus menya takan, kalau SMP Raden Wijaya ini sedang di rundung masalah konflik dengan pihak Ponpes. Darul Ulum. Keterangan itu sangat bertolak belakang dengan hasil konfirmasi  pada Supriadi Kasek SDN setempat yang mengatakan, bahwa, kegiatan belajar siswa SMP Raden Wijaya di SDN yang pimpin.”Ya memang SMP Raden Wiiaya belum punya gedung. Ya belajar jam siang.”katanya. Di tempat terpisah Drs. KH. Syaiful pengasuh Ponpes Darul Ulum ketika di konfirmasi enggan berkomentar banyak. Pihaknya tidak ingin para santrinya menjadi korban kepentingan beberapa oknum tertentu, ka rena selama ini di nilai para guru SMP Raden Wijaya yang dari pegawai negeri kurang serius dalam mengajar. “Ya kita tunggu saja perkembangannya.”katanya.

Sementara Drs. H. Imam Mashudi Ke pala Dinas Pendidikan Kab. Mojokerto, saat di konfirmasi menyatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi serta inventarisir perso alan yang di alami oleh SMP Raden Wijaya. Dan ia mengelak kalau SMP Raden Wijaya fiktif, dan pihak mempersoalkan kalau ada penegak hukum untuk melakukan langkah pemeriksaan.uKar

1 komentar:

Anonim mengatakan...

RSI SAKINAH MOJOKERTO telp/sms : +6285648280307

Posting Komentar