Senin, 17 Oktober 2011

Oknum Guru Agama Dituding “Pagar Makan Tanaman” Dipindah Tugaskan, Kepindahannya Diduga Bermasalah

Suryati
Jombang-OPSI
Perempuan paruh baya, janda yang ditinggal mati sua minya, dan harus merawat tiga anaknya sendirian selama 3 tahun ini, terus menjadi gunjingan masyarakat. Ia ditu ding bagai “Pagar Makan tanaman”. Memadu cinta dan gonta-ganti pasangan dengan lain jenis, sesama profesi. Cuma sayang, rata-rata yang digaet sudah beranak bini. Dialah Suryati (seorang sossok guru agama) di Sekolah Dasar Negeri (SDN). Karena issu santer seputar polah-tingkahnya di dunia kelam, terkait dugaan perselingkuhannya dengan oknum guru rekan seprofesinya, memak sanya untuk berpindah-pindah mengajar.

Mengapa demikian? Sebagaimana di tulis pada edisi lalu, Suryati, yag berdomisili di Desa Tanjung, Kec. Kertosono, Ngan juk, Jatim  tersebut, sejak Senin (3/10), “di pindah” tugaskan dari SDN Karangda gangan, Kec. Bandarkedungmulyo, Jom bang, ke SDN  Kayen 2, Kec. setem pat. Namun demikian, akibat kasus perse lingkuhannya,  pihak SDN  Kayen 2, me nolak keberadaan Suryati.

Dalihnya, pihak sekolah tersebut, keberatan menerima Suryati karena di SDN Kayen 2, sudah ada guru agama yang mum puni dan layak menjadi seorang pendidik, kredibilitas dan pepribadiannya cukup baik. Sementara Suryati dianggap sebagai biang masalah, pihak sekolah khawatir akan me nimbulkan permasalahan baru, yang kurang terpuji. Sumber di UPTD Bandarkedung mulyo, juga mengaku, menempatkan Sur yati di sekolah yang ada, agaknya memang cukup sulit. Namun demikian, bukan Sur yati jika tidak bisa meloby untuk sekedar menempatkan dirinya di sekolah yang mu dah dijangkaunya. Melalui “jasa” oknum KTU UPTD Dinas pendidikan Bandarke dungmulyo, iapun “lolos” dan ditempatkan di SDN Barongsawahan 2, Kecamatan Ban darkedungmulyo. Sumber juga menyebut kan, kepindahan Suryati ini tidak gratis. Ke pada oknum tertentu, Suryati mengeluarkan biaya kepindahannya sebesar Rp 1 juta.

Jika ini benar, sungguh sebuah tamparan betapa semrawutnya birokrasi di Dinas pen didikan Bandar kedungmulyo. Masalahnya, petinggi di dinas ini masih dijabat seorang PLT. Umumnya, tak ada hal yang bisa dila kukan, melampaui tugas dan fungsi se orang PLT. Termasuk diantranya, memindah kan/melakukan mutasi atas bawahanya, merupakan tindakan yang sangat berani. Namun demikian,  kita cukup maklumlah. Masalahnya, kepindahan Suryati, ternyata tidak gratis.

Aib seputar prilaku “amoral” oknum guru agama yang satu ini, bukan lagi rahasia umum. Sayang, saat dikonfirmasi di rumah nya, sepulang dari mengajar, Suryati sama sekali tidak berkenan diwawancarai war tawan Beritajawa. Saat itu, Suryati pulang bersama Aris anak pertamanya, yang juga seorang guru berstatus guru bantu di SDN 1 Mojokambang. Keduanya bersamaan sam pai di rumahnya di Desa tanjung, kecamatan Kertosono. Meskipun memakai sepeda motor sendiri-sendiri.

Setelah pintu rumahnya dibuka, war tawan dipersilahkan masuk, yang menemui saat itu hanya Aris. Terkait dengan hal itu,  suryati langsung masuk rumah dan ti dak bersedia menemui wartawan.”Ibu sa ngat capek, kelelahan,”ungkap Aris.” Terkait permasalahan sama pak Sodikin, Aris mengakui masalah tersebut sudah klar.”Jika ada masalah terkait pak Sodikin, silahkan tanya langsung ke dia,”tutur Aris. Tak ingin terjadi kebuntuan, sore itu juga beritajawa berusaha menemui Sodikin. Namun sayang, pria paruh baya ini kepada wartawan justru memilih diam.”Jangan nyangkut-nyangkut nama saya.”cetusnya ketus.

Pada bagian lain, Ketua Lebaga Pem perhati Pendidikan Jombang (LPPJ) Drs. Genti Suwarno, MM, mendapati pemberita an tersebut mengaku prihatin. Jika hal ini benar, prilaku oknum guru agama yang ku rang terpuji ini, harus ada perhatian serius dan tindakan nyata berupa sanksi. “Ini harus ada tindakan tegas, dan sanksi yang jelas, “ungkap genti. Ia juga sangat terkejud, jika Kepala UPTD Bandarkedungmulyo yang berstatus PLT, melakukan mutasi bawahan.” Maka hal itu dilakukan, sangat tidak tepat,”tandasnya. uMas

0 komentar:

Posting Komentar