Tanah Bumbu-OPSI
Pertambangan batu bara di wilayah Kab. Tanah Bumbu Kalimantan Selatan khusus warga yang berdomisili di Bantaran Sungai dan para petani tambak udang dan ikan bandeng su dah mulai resah, akibat kualitas air sudah ber ubah tidak seperti dulu lagi, diduga akibat limbah tambang batu bara yang dari pehuluan sungai mengalir kemuara sungai hingga ke laut, hingga terjadi pencemaran, juga air limbah dari stoc paile pelabuhan yang diduga langsung di buang ke
laut tanpa melalui aturan proses yang tertulis di dalam Docomen Amdal.
H. Andi Azis, saat di temui wartawan OPSI di kediaman nya di jalan Pelabuhan Ferry Batu licin Kab. Tanah Bumbu, kini tambak udang dan ikan bandeng mereka sudah kurang lebih empat tahun terhanti, menjadi petani tambak, lantaran bibit udang yang di tabur kini sudah banyak yang mati, adapun sebagian yang hidup tapi tidak mau besar, begitu juga ikan bandeng bernasib sama. Karena kualitas air tidak separti dulu lagi, kalo kita buka pintu air saat waktu pasang air laut, yang masuk ke tambak adalah air kotor hitam yang diduga air sudah tercemar empas batu ba ra. Menurutnya, bukan mereka yang berhan ti jadi petani tambak hampir semua di tanah bumbu, sudah kebanyakan berubah profesi menjadi pekerjaan lain, yaitu kerja buruh kebun sawit, termasuk juga para pembeli udang di tanbu sudah banyak angkat kaki karena tidak ada udang yang dibeli. Bah kan air di tambak saya ini sudah sering di ambil sempel oleh dinas instnsi terkait un tuk diperiksa, saya juga tidak tau hasilnya bagaimana..?, kalau menurut saya yang pe rlu dibenahi adalah lingkungan tambang dan stocpaile pelsus, harus sesuai dengan atur an AMDAL, kalau sungai dan laut tercamar maka akan menimbul dampak yang sangat besar ditahun-tahun kedepan nantinya, bagi warga masyarakat Tanah bumbu.” Jelasnya mengahiri dengan nada sedih.u R
Pertambangan batu bara di wilayah Kab. Tanah Bumbu Kalimantan Selatan khusus warga yang berdomisili di Bantaran Sungai dan para petani tambak udang dan ikan bandeng su dah mulai resah, akibat kualitas air sudah ber ubah tidak seperti dulu lagi, diduga akibat limbah tambang batu bara yang dari pehuluan sungai mengalir kemuara sungai hingga ke laut, hingga terjadi pencemaran, juga air limbah dari stoc paile pelabuhan yang diduga langsung di buang ke
laut tanpa melalui aturan proses yang tertulis di dalam Docomen Amdal.
H. Andi Azis, saat di temui wartawan OPSI di kediaman nya di jalan Pelabuhan Ferry Batu licin Kab. Tanah Bumbu, kini tambak udang dan ikan bandeng mereka sudah kurang lebih empat tahun terhanti, menjadi petani tambak, lantaran bibit udang yang di tabur kini sudah banyak yang mati, adapun sebagian yang hidup tapi tidak mau besar, begitu juga ikan bandeng bernasib sama. Karena kualitas air tidak separti dulu lagi, kalo kita buka pintu air saat waktu pasang air laut, yang masuk ke tambak adalah air kotor hitam yang diduga air sudah tercemar empas batu ba ra. Menurutnya, bukan mereka yang berhan ti jadi petani tambak hampir semua di tanah bumbu, sudah kebanyakan berubah profesi menjadi pekerjaan lain, yaitu kerja buruh kebun sawit, termasuk juga para pembeli udang di tanbu sudah banyak angkat kaki karena tidak ada udang yang dibeli. Bah kan air di tambak saya ini sudah sering di ambil sempel oleh dinas instnsi terkait un tuk diperiksa, saya juga tidak tau hasilnya bagaimana..?, kalau menurut saya yang pe rlu dibenahi adalah lingkungan tambang dan stocpaile pelsus, harus sesuai dengan atur an AMDAL, kalau sungai dan laut tercamar maka akan menimbul dampak yang sangat besar ditahun-tahun kedepan nantinya, bagi warga masyarakat Tanah bumbu.” Jelasnya mengahiri dengan nada sedih.u R
0 komentar:
Posting Komentar