Senin, 27 Februari 2012

Dugaan Penyimpangan Anggaran Dinas Pertanian Kota Surabaya Konstruksi Gagal, PHO Ngawur

SURABAYA - Pemerintah kota Surabaya mengucurkan anggaran milyaran rupiah untuk Dinas Per tanian kota Surabaya.Berdasarkan data yang dihimpun Media OPSI untuk Dinas Pertanian kota Surabaya kota Surabaya mendapatkan anggar an milyaran rupiah dari DIPA tahun anggaran 2011 untuk paket kontrak tual yang meliputi jasa konsultasi, pekerjaan konstruksi, jasa pemasok an barang dan sebagainya.  .Dengan anggaran tersebut diharapkan masya rakat kota dapat menerima out come semaksimal mungkin dari hasil pelak sanaan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Namun jika melihat data yang dihim pun Media OPSI dari hasil pemantau an pada pelaksanaan beberapa paket pekerjaan dilingkungan Dinas Per tanian kota Surabaya diantarannya paket Konstruksi Jalan Paving < 5 m tipe A Boezem Wonorejo  yang dikerjakan oleh CV. LANGGENG JAYA dengan harga negoisasi Rp427.369.817,00  dari pagu anggar an  Rp622.691.000,00 tentu out come yang diharapkan masyarakat Surabaya sulit  dapat terwujud secara optimal. Karena berdasarkan data dan ke terangan yang dihimpun Media OPSI dari hasil pemantauan pada pelaksanaan beberapa paket pekerjaan terlihat kualitas pekerjaan yang relatif rendah akibat lemahnya fungsi-fungsi pengawasan internal PPK terkait  dilapangan.

Peran pengawas internal PPK yang seyogyanya melakukan pengawasan preventive yakni meminimalkan kesalahan yang mengakibatkan pembongkaran dan pengulangan pekerjaan yang tidak perlu karena kesalahan gambar ataupun mutu pekerjaan yang tidak memenuhi ketentu an.Namun jika peran tersebut tidak dila kukan dengan pengawasan yang optimal dilapangan tentu rendahnya kualitas pe kerjaan dapat tidak dapat diminimalisir. Sehingga berdampak terjadinya potensi terjadinya kegagalan konstruksi yang tentu berpotensi pula terjadi kebocoran anggaran yang tentu merugikan masyarakat sebagai penerima manfaat dari hasil pembangunan tersebut.Keterangan yang dihimpun Media OPSI menyebutkan, lemahnya fungsi pengawasan ternyata justru melahirkan inkonsistensi sikap fungsional pengawas internal PPK menjalankan tugas pokoknya dalam perspektif kualitas, kuantitas dan estetika konstruksi dan bangunan yang akan dihasilkan. Tak pelak, hal itu me ngundang kecaman dan spekulasi oleh sejumlah kalangan terhadap kinerja penge lolaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan-kegiatan PPK tersebut.

Investigasi Media OPSI di lapangan menemukan sejumlah kualitas item pe kerjaan yang disinyalir tidak sesuai spesi fikasi teknis dan metode pelaksanaanyang ditetapkan dalam rencana mutu kon trak.Hal ini terlihat rendahnya mutu paving block serta canstin diduga tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalan kontrak dan juga dengan kualitas item pe kerjaan lapisan sirtu pada pemadatan ham paran lapisan sirtu  paket tersebut dikerja kan asal jadi serta pemasangan juga diduga ngawur. Hal itu tentu akan mempengaruhi jumlah volume pasir batu yang diperlukan. Artinya, kubikasi sirtu yang diperlukan akan mengalami penurunan nilai atau mark down. Meski bobot item pekerjaan tersebut tidak akan terpengaruh namun nilai dan harga satuan riil yang seharusnya terserap pada pekerjaan itu menjadi bocor dan menguap. Sebab dalam laporan progress harian, mingguan dan bulanan tetap akan dibuat dengan bobot, nilai dan harga satuan yang telah ditetapkan dalam kontrak. se hingga hasil dan manfaatnya diperkirakan tidak berumur lama alias tidak sesuai de ngan life time yang ditetapkan dalam perencanaan.

Disebutkan, rendahnya kualitas pekerja an itu terjadi karena standar analisa dan spesifikasi teknis yang dilanggar. Semisal, untuk pekerjaan pemadatan sirtu dengan ketebalan 20 Cm misalnya, diperlukan 1.2000 m³ sirtu; 0.2500 tukang gali; 0.0250 mandor dan 0.1000 lot alat bantu. Semen tara kisaran harga satuan pemerintah (HPS) untuk pekerjaan pemadatan sirtu antara Rp150.000-Rp200.000. 

“User sebenarnya sudah tau praktik-praktik kecurangan kontraktor hanya masa lahnya user cenderung mengeliminir tugas pengawasan yang terkesan permissive” tandas salah seorang pengamat konstruksi.  
(Luqman/Muhaimin_bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar