PAMEKASAN - Puluhan anak-anak balita dan usia sekolah dasar warga Dusun Batu Leng kong Desa Gugul, Kecamatan Tlanakan, mulai pusing dan mual kebanyakan menghirup gas belerang yang menyengat. Bau belerang keluar dari mulut sumur bor milik Busiri yang kemarin muncrat lumpus bercampur gas belerang. “Dua anak saya terpaksa saya ungsikan ke rumah bibi nya di Dusun Tengah Desa Gugul. Sejak tadi pa gi, anak-anak mengeluh pusing dan mual,” ujar Ihsan Ikhwani, Selasa (14/2).
Ihsan yang mengajar SMP Nurul Hikmah Tlanakan yang tinggal 30 M utara lokasi sumur gas itu, menjelaskan, tidak hanya anaknya saja yang mengungsi karena pusing akibat menghi rup gas belerang. Tak kurang ada 30 anak balita dan anak usia sekolah dasar yang diungsikan menjauh dari lokasi sumur gas belerang. Pemilik sumur gas belerang juga mengungsi ke rumah ayahnya yang berjarak 100 M arah selatan lokasi sumur. “Saya terpaksa mengungsikan anak dan istri,” ujar Busiri sambil mengenalkan Sutira, istri nya, dan Sutima, Salim, Nurohmah, dan Tofik, keempat anaknya.
Sementara Holip Rosidi, mandor yang menge bor sumur gas belerang itu, berharap Busiri tetap membayar jasa pembuatan sumur bor itu. Holip yang tinggal di Desa Panaguan, Kecamatan La rangan itu, mengatakan, jasa pembuatan sumur bor yang disepakati sebesar Rp 5 juta. “Kalau tak dibayar, kasihan 5 orang anak buah saya yang Senin lalu sempat mandi lumpur belerang berusaha mengamankan sumur muncrat itu,” jelasnya.
Menurut Holip, ketinggian semburan lumpur bercampur gas belerang itu melebihi antena TV milik busiri. “Ketinggian muncratnya lumpur lebih dari 10 meter, Mas,” imbuhnya. Kini, lubang su mur hanya mengeluarkan suara mendesis seper ti air mendidih. Hanya suara desisan itu cukup keras dan terdengar hingga radius 100 meter. Kasubag Sumber Daya Alam, Muhamad Ista mam, mengatakan, pihaknya masih kordinasi dengan SDM (SUmber Daya Mineral) Perprov Jatim. “Hasil penelitan sementara, gas yang kelu ar termasuk gas dangkal,” pungkas Istamam.
u Mail
Ihsan yang mengajar SMP Nurul Hikmah Tlanakan yang tinggal 30 M utara lokasi sumur gas itu, menjelaskan, tidak hanya anaknya saja yang mengungsi karena pusing akibat menghi rup gas belerang. Tak kurang ada 30 anak balita dan anak usia sekolah dasar yang diungsikan menjauh dari lokasi sumur gas belerang. Pemilik sumur gas belerang juga mengungsi ke rumah ayahnya yang berjarak 100 M arah selatan lokasi sumur. “Saya terpaksa mengungsikan anak dan istri,” ujar Busiri sambil mengenalkan Sutira, istri nya, dan Sutima, Salim, Nurohmah, dan Tofik, keempat anaknya.
Sementara Holip Rosidi, mandor yang menge bor sumur gas belerang itu, berharap Busiri tetap membayar jasa pembuatan sumur bor itu. Holip yang tinggal di Desa Panaguan, Kecamatan La rangan itu, mengatakan, jasa pembuatan sumur bor yang disepakati sebesar Rp 5 juta. “Kalau tak dibayar, kasihan 5 orang anak buah saya yang Senin lalu sempat mandi lumpur belerang berusaha mengamankan sumur muncrat itu,” jelasnya.
Menurut Holip, ketinggian semburan lumpur bercampur gas belerang itu melebihi antena TV milik busiri. “Ketinggian muncratnya lumpur lebih dari 10 meter, Mas,” imbuhnya. Kini, lubang su mur hanya mengeluarkan suara mendesis seper ti air mendidih. Hanya suara desisan itu cukup keras dan terdengar hingga radius 100 meter. Kasubag Sumber Daya Alam, Muhamad Ista mam, mengatakan, pihaknya masih kordinasi dengan SDM (SUmber Daya Mineral) Perprov Jatim. “Hasil penelitan sementara, gas yang kelu ar termasuk gas dangkal,” pungkas Istamam.
u Mail
0 komentar:
Posting Komentar