Pamekasan-OPSI
Selama musim libur akhir sekolah hingga memasuki bulan puasa ini, ribuan warga Pamekasan menggilai layang-layang atau Lajhengan dalam bahasa madura. Bahkan, lajhengan jumbo berdiameter 125 cm paling diminati warga. Jika sore tiba, warga melengkapi lajhengan besar itu dengan lampu-lampu hias warna-warni. Namun tahukan anda, jika lajhengan atau layang-layang tersebut menjadi penyebab utama padamnya listrik di Kabupaten Pamekasan.
Kepala PLN Pamekasan, Grahito, mengatakan, layang-layang berlampu hias malah bisa meledakkan kabel jaringan.
“Selama 2 bulan musim layangan ini, saya mencatat telah terjadi ratusan kali terjadi pemadaman akibat jaringan kabel terlilit tali snar layang-layang,” ujar Grahito, Rabu (3/8), Grahito tidak tinggal diam. Dia telah melayangkan surat kepada seluruh camat di Pamekasan agar melarang warganya bermain lajhengan di dekat kabel listrik. Camat diharapkan menggerakkan pamong desa dan kelurahan ikut mengawasi warganya yang lagi gila lajhengan. “Arahkan dan anjurkan warganya agar bermain layangan di lapangan atau di area persawahan yang jauh dari pelintasan jaringan kabel listrik,”saran Grahito.
Apalagi, layang-layang yang menggunakan lampu. Sebab layang-layang yang menggunakan lampu ini yang bisa menyebabkan ledakan dan pada akhirnya menyebabkan aliran listrik padam. Lampu yang menghias layang-layang itu menggunakan arus listrik batere ponsel. Ada juga warga yang menggunakan dinamo kecil yang dilekatkan di belakang layang-layang. Kalau daya listrik masyarakat tidak perlu khawatir. Persoalan yang sekarang ini bukan daya listrik lagi, tapi layang-layang sang pencabut nyala listrik.
“Memasuki bulan puasa ini, saya dan seluruh staf gangguan bersiaga penuh 24 jam. Sebab, listrik pada justru terjadi pada saat warga sedang berbuka puasa, salat tarawih dan tadarusan,” keluh Grahito. Grahito akan membawa ratusan layang-layang besar yang menjerat kabel udara PLN itu sebagai BB (barang bukti) ke Kantor PLN Jatim di Surabaya. u Mail
Selama musim libur akhir sekolah hingga memasuki bulan puasa ini, ribuan warga Pamekasan menggilai layang-layang atau Lajhengan dalam bahasa madura. Bahkan, lajhengan jumbo berdiameter 125 cm paling diminati warga. Jika sore tiba, warga melengkapi lajhengan besar itu dengan lampu-lampu hias warna-warni. Namun tahukan anda, jika lajhengan atau layang-layang tersebut menjadi penyebab utama padamnya listrik di Kabupaten Pamekasan.
Kepala PLN Pamekasan, Grahito, mengatakan, layang-layang berlampu hias malah bisa meledakkan kabel jaringan.
“Selama 2 bulan musim layangan ini, saya mencatat telah terjadi ratusan kali terjadi pemadaman akibat jaringan kabel terlilit tali snar layang-layang,” ujar Grahito, Rabu (3/8), Grahito tidak tinggal diam. Dia telah melayangkan surat kepada seluruh camat di Pamekasan agar melarang warganya bermain lajhengan di dekat kabel listrik. Camat diharapkan menggerakkan pamong desa dan kelurahan ikut mengawasi warganya yang lagi gila lajhengan. “Arahkan dan anjurkan warganya agar bermain layangan di lapangan atau di area persawahan yang jauh dari pelintasan jaringan kabel listrik,”saran Grahito.
Apalagi, layang-layang yang menggunakan lampu. Sebab layang-layang yang menggunakan lampu ini yang bisa menyebabkan ledakan dan pada akhirnya menyebabkan aliran listrik padam. Lampu yang menghias layang-layang itu menggunakan arus listrik batere ponsel. Ada juga warga yang menggunakan dinamo kecil yang dilekatkan di belakang layang-layang. Kalau daya listrik masyarakat tidak perlu khawatir. Persoalan yang sekarang ini bukan daya listrik lagi, tapi layang-layang sang pencabut nyala listrik.
“Memasuki bulan puasa ini, saya dan seluruh staf gangguan bersiaga penuh 24 jam. Sebab, listrik pada justru terjadi pada saat warga sedang berbuka puasa, salat tarawih dan tadarusan,” keluh Grahito. Grahito akan membawa ratusan layang-layang besar yang menjerat kabel udara PLN itu sebagai BB (barang bukti) ke Kantor PLN Jatim di Surabaya. u Mail
0 komentar:
Posting Komentar